Tips Sehat Hanya 2 Menit Saja

Tips Sehat Hanya 2 Menit Saja
Kebersihan Tangan adalah Pangkal Hidup Sehat.Tangan telah diyakini menjadi wahana yang penting dalam penularan penyakit, khususnya penyakit yang ditularkan melalui mulut, misalnya diare. Tangan segera dikotori saat membersihkan diri (cebok) setelah yang bersangkutan buang air besar, menangani anak buang air besar, atau memegang kotoran lainnya.
Tangan akan bebas dari kuman penyakit apabila kita cuci tangan dengan baik dan benar.Menurut peenelitian yang pernah dilakukan, kebiasaan mencuci tangan sebelum makan, menyiapkan makanan dan setelah buang air besar di Indonesia masih sangat rendah, hanya 7%.
Kurangnya pengetahuan tentang akibat berbahaya dari kebiasaan-kebiasaan buruk tersebut menyebabkan timbulnya masalah kesehatan dalam masyarakat. Dengan memberikan penyuluhan yang intensif meelalui leaflet dan poster diharapkan masyarakat akan mengerti dan sadar untuk berperilaku hidup bersih dan sehat
Manfaat Cuci Tangan Bagi Hidup sehatHasil studi oleh Khan (1982) tentang manfaat mencuci tangan dengan sabun sesudah buang air besar, sebelum makan dan menyiapkan makanan membuktikan bahwa perilaku tersebut merupakan cara yang efektif untuk menurunkan insidens penyakit, khususnya diare.
Studi yang dilakukan Alam dan kawan-kawan (1989) serta Clemens dan kawan-kawan (1987) membuktikan bahwa ibu-ibu yang mencuci tangan merupakan satu dari banyak factor yang mempunyai andil/peran untuk menekan/mengurangi insidens diare pada anak-anak.
Lanata (1991) membuktikan dalam studinya: adanya hubungan antara penggunaan sabun yang lebih (kuantitasnya) serta pemakaian sejumlah air yang cukup banyak untuk membasuh tangan (oleh ibu-ibu) dengan rendahnya insidens diare pada bayi umur 6-18 bulan. Wilson dan kawan-kawan (1991), studi di Indoneesia menemukan bahwa promosi membasuh tangan bagi ibu-ibu dan anak-anak mereka dapat mengurangi prevalensi diare dan conjunctivitis.
2 Menit saja untuk Cuci Tangan Secara Baik dan BenarCuci Tangan yang benar ialah dengan menggunakan air bersih dan sabun melalui kran, pancuran atau gayung pembilas, yang dilakukan setelah buang air besar, sebelum makan dan sebelum menyiapkan makanan.__________________Jangan lihat masa lalu dengan penyesalan Jangan pula lihat masa depan dengan ketakutan Tapi lihatlah sekitarmu dengan penuh kesadaran
http://poster-seni.blogspot.com

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

Beban Belajar, Tidak Cukup Mengurangi Jam Saja

Beban Belajar, Tidak Cukup Mengurangi Jam Saja
Mengurangi beban anak di sekolah tidak cukup dengan menyusutkan jumlah jam belajar. Muatan kurikulum yang terlalu padat malah bisa menambah tekanan baik kepada murid maupun guru. Demikian pendapat psikolog pendidikan dari Universitas Indonesia Lucia RM Royanto, Selasa (8/11), ketika dimintai komentarnya tentang rencana pengurangan jam belajar.
Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) kini tengah menyusun standar isi pendidikan, terdiri dari rumusan rekomendasi kurikulum baru dan beban belajar. Dalam rancangan itu antara lain diusulkan penyusutan jumlah jam pelajaran menjadi sekitar 1.000 jam dalam satu tahun dari 1.100-1.200 jam.

"Selama ini guru cenderung mengejar target kurikulum. Oleh karena itu muatan kurikulum harus dipertimbangkan," katanya. Menurut dia, yang harus dipertimbangkan antara lain jangan sampai urutan pembelajaran melompat-lompat. Misalnya, materi yang lebih susah malah disajikan terlebih dahulu.

Tumpang tindihMateri pembelajaran juga jangan tumpang tindih. Dia mencontohkan mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial dengan Pendidikan Lingkungan dan Kehidupan Jakarta (PLKJ) yang sejumlah materinya ada kesamaan."Terkadang topik yang sama itu berbeda pembahasannya di buku Ilmu Pengetahuan Sosial atau PLKJ. Ini membuat anak menjadi bingung," katanya. Agar kurikulum dapat diterapkan dengan baik di lapangan, guru yang berhadapan langsung dengan murid harus dilibatkan dalam pembuatan kurikulum. Demikian pula para psikolog kognitif yang mengerti urutan tingkat pengetahuan anak.Dengan mengurangi materi yang tumpang tindih, muatan materi mata pelajaran tertentu dapat lebih ringan atau malah bisa dihapuskan.

Jika kurikulum tetap padat sementara jam belajar singkat, terbuka kemungkinan sekolah menambah jam belajar sendiri dan membebani murid dengan lebih banyak lagi pekerjaan rumah. Anak makin stres dan kelelahan.

Lucia berpendapat, kurikulum tidak perlu padat. Yang terpenting ialah kemampuan guru merangsang anak untuk memiliki rasa ingin tahu, menumbuhkan keinginan belajar, membekali murid dengan cara belajar serta menelusuri pengetahuan melalui berbagai sumber. (INE)

http://www.kompas.co.id/kesehatan/news/0511/09/070559.htm

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

Pendidikan Visi Kerakyatan

Pendidikan Visi Kerakyatan
Adakah pendidikan yang bersifat netral ? Sepertinya kita sangat kesulitan dalam menjawab pertanyaan ini. Secara konseptual, apapun paradigma pendidikan itu tetap saja berpijak dan berpihak kepada suatu aliran filsafat-nya. Paradigma Pendidikan Konservatif, misalnya, lebih dekat dengan aliran Filsafat Skolastik yang cenderung determinis (jabbariah : fatalistik). Paradigma ini sangat fatalistik sebab hanya memahami suatu kondisi sosial sebagai "suratan takdir". Apa yang telah terjadi memang sudah seharusnya terjadi. Di sini pula kita mendapatkan suatu kesalahan berpikir yang disebut dengan fallacy of retrospective determinism. Kesalahan berpikir yang hanya memahami suatu keadaan sosial sebagai kenyataan yang sudah seharusnya terjadi. Atau ketika kondisi seperti ini dipahami melalui paradigma pemikiran Paulo Freire lebih tepat disebut dengan "kesadaran magis" (magic conscious).

Untuk Paradigma Pendidikan Liberal juga tidak bisa lepas dari dasar filosofis-nya yakni yang disebut dengan Positivisme. Akar permasalahan yang melatarbelakangi konsep pendidikan liberal ialah pandangan yang mengedepankan aspek pengembangan potensi, perlindungan hak-hak dan kebebasan (freedom). Paham individualistik sangat kuat mempengaruhi paradigma pendidikan liberal.
Sementara paradigma positivistik (empirisme) memiliki karakter khusus seperti empiris (indrawi), universalisme dan generalisasi melalui kumpulan-kumpulan teori (Schoyer, 1973). Akan tetapi Mazhab Positivisme telah terbantahkan melalui gagasan-gagasan dari Jurgen Habermas, seorang tokoh utama "Mazhab Frankfurt" (Frankfurt School). Kritik Habermas terhadap positivisme meliputi pertama; instrumental knowledge yang bertujuan untuk mengontrol, memprediksi, memanipulasi serta eksploitasi terhadap obyek. Kedua; hermeneutic knowledge yang bertujuan hanya untuk memahami saja. Dan ketiga; critical knowledge atau emansipatory knowledge yang menempatkan pengetahuan sebagai katalis untuk membebaskan manusia (Bottomore, 1984).

Pendidikan Kritis (Radikal) juga tidak lepas dari keberpihakan. Paradigma pendidikan ini menghendaki adanya perubahan sosial (social change) yang berkeadilan. Jadi tidak ada unsur yang dominan dan menindas dalam struktur sosial yang nantinya akan menyudutkan salah satu dari unsur sosial di dalamnya.

Karena paradigma pendidikan tidak mungkin bersifat netral sama sekali, maka kemanakah pendidikan itu seharusnya berkiblat? Inilah sebenarnya persoalan yang paling signifikan dalam kaitannya dengan visi pendidikan. Hendak diarahkan ke mana keberpihakan pendidikan itu ?.

Jika Prof. Proopert Lodge memiliki pandangan "live is education and education is live" (kehidupan itu adalah proses pendidikan dan proses pendidikan itu adalah kehidupan), sebenarnya antara pendidikan dengan proses kehidupan tidak ada bedanya. Adapun yang dimaksud dengan proses kehidupan adalah hubungan manusia dengan manusia lain yang melahirkan konsekuensi-konsekuensi, kondisi serta struktur (tatanan) sosial yang akan memposisikan-nya dalam fungsi yang berbeda-beda. Kemudian proses kehidupan itu juga akan melahirkan tipe-tipe manusia yang berbeda-beda pula.

Jika saja kita menganalisa tipe-tipe manusia dengan menggunakan teori konflik, kondisi suatu tatanan sosial dihadapkan pada dua sisi yang saling kontradiksi. Realitas sosial akan menampakkan dua sisi yang saling berhadap-hadapan seperti adanya penguasa tentu di sisi lain ada yang dikuasai, ada kelompok kuat, tentu di sisi lain terdapat pihak yang lemah dan seterusnya. Inilah yang kami maksud dengan dua realitas yang saling kontradiksi itu.

Kondisi yang tidak berimbang sebab dominasi peran suatu kelompok dalam masyarakat kemudian melahirkan penindasan, tekanan-tekanan dan mungkin juga kekerasan fisik. Akibatnya struktur sosial yang ada hanya mewakili dari "sistem tuan dan budak". Kelompok lemah akan semakin tertindas dan hidup dalam keterbelakangan. Potensi-potensi manusiawi telah dinafikan akibat struktur yang membentuk antagonisme itu.

Bagi Paulo Freire, kondisi seperti itu tidak bisa dibiarkan begitu saja. Setiap penindasan apapun bentuknya tetap dinilai tidak manusiawi (dehumanisasi). Oleh karena itu proses pendidikan harus memuat agenda untuk "memanusiakan manusia" (humanisasi). Masyarakat yang tertindas itu nantinya hanya akan semakin tengelam dalam "kebudayaan bisu" (sub merged in the culture silence), yaitu suatu kondisi yang senantiasa dalam ketakutan dan ketidakberdayaan umum untuk mengungkapkan pikiran dan perasaannya sendiri (Mansour Faqih, Roem Topatimasang, Toto Rahardjo, 2001). "Bahasa diam" kemudian menjadi semakin sakral dan harus selalu dihormati.
Ketimpangan sosial akibat dominasi peran (fungsi) dari sekelompok orang yang merasakan kenyamanan di atas penderitaan orang lain bukanlah kondisi yang harus dibiarkan begitu saja. Freire menggarisbawahi bahwa pendidikan harus bertujuan untuk membebaskan manusia dari kungkungan rasa takut atau tertekan akibat otoritas kekuasaan. Ia juga berpendapat bahwa pendidikan untuk membebaskan kaum tertindas harus didasarkan atas semangat optimisme, sikap kritis dan resistent. Optimisme berarti merubah pola pikir masyarakat dari kesadaran magis (magic consciousness) yang sangat determinis itu. Sikap ini merupakan langkah awal untuk mengubah sistem yang ada karena pada dasarnya setiap manusia itu memiliki "kehendak" (will) dan "kebebasan" (freedom) untuk menentukan nasibnya sendiri. Karena itulah, seseorang harusnya optimis dalam menghadapi proses kehidupan ini. Semuanya penuh dengan "keserbamungkinan".

Sementara sebagai manusia yang normal pasti ia akan memilih kehidupannya yang terbaik.Sikap kritis adalah langkah berikutnya bahwa seseorang harus mampu melihat secara analitis persoalan-persoalan realitas dan dirinya serta mampu memetakan persoalan sambil memahami unsur-unsur yang mempengaruhi (dominan) suatu kondisi sosial. "Kesadaran Kritis" (critical consciousness) merupakan faktor utama bagi seorang manusia untuk bisa membaca situasi sosial sekaligus dirinya. Penyadaran (konsientisasi) dengan puncaknya yakni "Kesadaran Transformative" (transformative consiousness) adalah tujuan dari pendidikan. Demikianlah maksud dari konsep pendidikan Paulo Freire (lihat William A. Smith, 2002).
Jelaslah sudah bahwa pendidikan yang tidak bisa netral itu harus berkiblat pada suatu visi. Dan visi tersebut telah kita temukan melalui konsep pendidikan kritis yang telah digagas oleh Paulo Freire. Pendidikan harus berbasis pada kerakyatan. Struktur sosial yang dilihat dengan kaca mata konflik harus dimulai dari lapisan paling bawah atau yang sering disebut sebagai masyarakat marginal. Visi kerakyatan ini merupakan arahan agar pendidikan kita mampu menyelesaikan problem-problem sosial yang bersinggungan dengan otoritas suatu kekuasaan.

***
Pendidikan nasional untuk saat ini sepertinya semakin jauh dari visi kerakyatan. Bahkan dengan gerakan otonomi sekolah-sekolah tinggi semakin jelas menunjukkan gejala kapitalisme pendidikan. Saat ini pendidikan dikelola dengan menggunakan manajemen bisnis yang kemudian menghasilkan biaya yang melangit. Biaya pendidikan makin mahal, bahkan terkesan telah menjadi komoditas bisnis bagi kaum pemilik modal (kapitalis). Dengan menggunakan label sekolah unggulan, sekolah favorit, sekolah panutan dan sebagainya biaya pendidikan semakin mencekik "wong cilik". Pendidikan kita semakin menindas terhadap kaum marginal. Di manakah letak keadilan pendidikan kita jika sekolah yang bermutu itu hanya untuk mereka yang punya uang saja ?.
Dengan biaya pendidikan yang makin tidak terjangkau oleh masyarakat marginal, kita semakin berhadapan dengan persoalan penindasan gaya baru. Penindasan yang terselubung yang secara tidak langsung menciptakan jurang pemisah antara si kaya dengan si miskin. Inilah yang kami maksud dengan penindasan gaya baru itu. Rakyat lemah tidak lagi mampu mengenyam pendidikan bermutu akibat mahal-nya biaya pendidikan itu.

Para praktisi pendidikan kita sepertinya kurang mampu memahami kaum marginal yang serba kesulitan. Mereka lebih disibukkan dengan perdebatan-perdebatan teoritis tentang kebijakan tanpa memahami secara langsung kondisi masyarakat marginal itu. Kita tentunya masih ingat dengan kasus Haryanto, seorang murid Sekolah Dasar Muara Sanding VI Garut yang putus asa lalu bunuh diri dengan menggantung diri akibat tidak mampu membayar biaya kegiatan ekstrakurikuler. Orang tuanya tidak mampu memberikan biaya kegiatan yang hanya sebesar dua ribu lima ratus rupiah. Ia kemudian putus asa lalu menggantung diri. Inilah salah satu dari sekian potret kaum marginal yang serba dalam kesulitan. Untuk membiayai kegiatan sekolah sebesar dua ribu lima ratus rupiah saja terasa berat sekali, apalagi biaya pendidikan dengan jumlah ratusan ribu, bahkan jutaan rupiah.
Sudah saatnya para pakar pendidikan nasional memahami persoalan yang kerap kali terlupakan ini.

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

Dongeng Jembatan Komunikasi dengan Anak

Dongeng Jembatan Komunikasi dengan Anak
Guna menumbuhkan minat mendongeng di kalangan orangtua dan praktisi pendidikan, Badan Penelitian dan Pengembangan Psikologi Universitas Indonesia menggagas pendirian Pusat Kajian Dongeng. Aktivitas mendongeng dinilai perlu dibangkitkan kembali sebagai jembatan komunikasi dengan anak, sekaligus ajang sosialisasi nilai-nilai moral dalam keluarga.

Dalam seminar dan lokakarya di Depok, Sabtu (9/7), psikolog Sarlito W Sarwono dari Badan Penelitian dan Pengembangan Psikologi UI mengungkapkan, Pusat Kajian Dongeng itu nantinya akan melibatkan berbagai unsur masyarakat. Berbagai materi untuk mendongeng, katanya, bisa disosialisasikan lewat berbagai media, termasuk internet.Pusat Kajian Dongeng ini bertujuan menggiatkan penelitian, pelatihan, publikasi mengenai dongeng, serta mengembangkan dongeng baru sesuai tuntutan zaman. Sumbernya tidak cuma budaya Indonesia, tetapi juga dongeng-dongeng dari mancanegara yang memiliki nilai-nilai pendidikan universal. Melalui cara sederhana, murah, mendasar namun berbobot, kita bisa berdayakan masyarakat supaya bisa meningkatkan diri dari generasi ke generasi untuk membangun dunia yang damai, kata Sarlito.
Kian dangkal
" Ketua Komisi Nasional (Komnas) Anak Seto Mulyadi menyatakan, pada era globalisasi ini komunikasi antara orangtua dan anak makin dangkal. Selain akibat apa yang ia sebut gempuran budaya visual, kenyataan ini diperparah oleh kecenderungan pengalihan tanggung jawab pengasuhan anak kepada lembaga pendidikan formal. Akibatnya, anak tidak terbiasa berdialog dan kehilangan kreativitas.Ini menimbulkan problem kejiwaan pada anak. Mereka cenderung menggunakan kekerasan dalam kehidupan sehari-hari. Karena itu, aktivitas mendongeng perlu dibangkitkan kembali sebagai jembatan komunikasi dan ajang sosialisasi nilai-nilai moral dalam keluarga, ujarnya.
Melalui dialog batin dengan cerita yang didongengkan, tanpa sadar anak telah menyerap beberapa sifat positif, seperti keberanian, kejujuran, rasa cinta tanah air, kemanusiaan, menyayangi binatang, serta membedakan hal-hal yang baik dan buruk. Mendongeng bisa dilakukan orang tua maupun para guru pada bayi dalam kandungan sampai anak duduk di bangku sekolah dasar, kata Seto.Kegiatan mendongeng juga bermanfaat untuk menjalin komunikasi yang akrab antara orangtua dan anak maupun antara guru dan murid. Kegiatan mendongeng ini juga mengembangkan imajinasi dan kreativitas karena melambungnya anak ke dunia fantasi tanpa batas, seperti binatang yang bisa berbicara dan bertingkah laku seperti manusia, atau buah-buahan yang bisa memberi nasihat.Imajinasi, pada batas-batas tertentu berkaitan erat dengan kreativitas tutur Seto. Selain itu, mendongeng membantu merangsang berbagai aspek perkembangan anak, terutama sisi intelektual dan emosi. Melalui dongeng yang diceritakan secara menarik, anak mempelajari nilai-nilai moral dan pengetahuan akan norma-norma yang berlaku dalam masyarakat. Kegiatan ini juga merangsang perkembangan bahasa anak.

Budaya kata-kata
Jusuf Sutanto, pengurus Pusat Penelitian Selo Soemardjan, menuturkan, pesan yang diterima oleh pendengaran manusia lebih berkesan karena sudah ada jauh lebih dulu daripada budaya membaca dan menulis.

Melalui kisah-kisah dalam dongeng, orang dewasa, terutama orangtuanya, secara turun-temurun dapat menanamkan budi pekerti dan nilai-nilai luhur kepada anak.Untuk menulis dongeng yang berbobot dan menuturkannya secara tepat dan menarik sehingga terkesan sepanjang hidupnya, tidak semudah yang dikira orang. Ibarat mata air atau letupan magma di gunung berapi, dongeng merupakan buah pengalaman budaya dari suatu masyarakat yang berasal dari masa lalu mengenai hakikat kehidupan. Karena itu, peran orangtua menjadi sangat penting. (EVY)

http://www.kompas.co.id/kesehatan/news/0507/12/072904.htm

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

Mengajar Siswa yang Beragam dengan Aneka Cara

Mengajar Siswa yang Beragam dengan Aneka Cara

Dunia pendidikan sesungguhnya dipenuhi berbagai kebhinekaan. Sebab, tidak ada siswa yang punya daya tangkap, daya serap, daya pikir dan daya kecerdasan yang sama antara satu siswa dengan siswa lainnya dalam sebuah kelas atau sekolah. Untuk itu, cara mendidik pun sesungguhnya berbeda-beda tergantung tingkat kecerdasan masing-masing siswa. Namun yang terjadi selama ini adalah keseragaman tata cara pendidikan di setiap sekolah, seakan-akan semua siswa punya karakteristik yang seragam. Padahal, karakteristik setiap siswa itu amat berbeda, sehingga cara mengajarnya pun menjadi beragam. Bagaimana sebenarnya pendidikan yang berbhineka itu?============
Dr. I Made Candiasa, M.I.Komp., dekan FPTK IKIP Negeri Singaraja, dalam sebuah orasi untuk perkenalan menjadi guru besar di kampusnya awal pekan ini mengungkapkan karakteristik siswa dalam sebuah kelas atau sekolah itu sangat beragam. Sehingga saat melakukan proses belajar-mengajar, setiap siswa sebaiknya menerima perlakuan individu dengan pendekatan yang berbeda-beda antara satu siswa dengan siswa lainnya.
Untuk itu, Candiasa yang lahir di Banjar Penasan, Klungkung 30 Juni 1960 ini menawarkan model pembelajaran yang khas dalam keberbhinekaan pendidikan. Model ini mencoba mengakomodasi perbedaan karakteristik peserta didik, agar mampu beradaptasi dengan kondisi peserta didik yang beragam.
Dosen yang juga ahli di bidang matematika ini memaparkan peserta didik memiliki karakteristik yang berbeda-beda dan harus diakomodasi dalam pembelajaran, agar diperoleh hasil belajar yang optimal. Psikologi dengan berbagai cabangnya telah mengidentifikasi sangat banyak variabel yang mengindikasikan perbedaan individu dan mempengaruhi proses belajar, seperti kecerdasan, keberbakatan, gaya kognitif, gaya berpikir, daya adopsi, ketahan-malangan, dan kemampuan awal. Soal kecerdasan sudah sejak lama menjadi bahan pertimbangan dalam pembelajaran. Menurut Candiasa, teori faktor tunggal dari Binet-Simon mendeskripsikan kecerdasan dalam satu skor umum tunggal (overall single score) yang disebut intelligence quotient (IQ), sedangkan Spearman dengan teori dua faktor mendeskripsikan kecerdasan menjadi dua faktor kemampuan yang berdiri sendiri, yaitu faktor umum (general) dan faktor khusus (specific).
''Sekalipun teori faktor tunggal dan teori dua faktor memungkinkan penyeragaman proses pembelajaran, namun akan lebih baik jika individu dengan IQ yang berbeda mendapatkan layanan pembelajaran yang berbeda,'' kata Candiasa.Bahkan, lanjut Candiasa, pemberagaman pembelajaran akibat perbedaan kecerdasan menguat setelah Thurstone mendeskripsikan kecerdasan dan keberbakatan (aptitude) menjadi beberapa faktor kemampuan yang dikenal dengan faktor ganda (multiple factors), yaitu kemampuan verbal (verbal comprehension), kemampuan berhitung (number), kemampuan geometris (spatial relation), kelancaran kata (word fluency), ingatan (memory), dan penalaran (reasoning).
Selanjutnya, tuntutan keberagaman pembelajaran lebih tampak lagi pada teori kecerdasan ganda (multiple intelligence) dari Gardner. Teori kecerdasan ganda menyatakan bahwa kecerdasan dan keberbakatan manusia terdiri atas tujuh komponen yang semiotonom, yaitu kecerdasan musik (musical intelligence), kecerdasasan bodi-kinestetik (bodily-kinesthetic intelligence), kecerdasan logika-matematika (logical-mathematical intelligence), kecerdasan ruang (spatial intelligence), kecerdasan interpersonal (interpersonal intelligence), dan kecerdasan intrapersonal (intrapersonal intelligence). Nah, agar diperoleh hasil belajar yang optimal, kecerdasan yang berbeda harus mendapatkan layanan pembelajaran yang berbeda pula.

Selain kecerdasan, menurut Candiasa, gaya kognitif juga cukup kuat pengaruhnya terhadap proses pembelajaran. Sebagaimana disebutkan oleh Witkin yang membedakan individu berdasarkan gaya kognitifnya menjadi individu field independent dan individu field dependent.

Individu field independent cenderung berpikir analisis, mereorganisasi materi pembelajaran menurut kepentingan sendiri, merumuskan sendiri tujuan pembelajaran secara internal dan lebih mengutamakan motivasi internal. Di lain pihak, individu field dependent cenderung berpikir global, mengikuti struktur materi pembelajaran apa adanya, mengikuti tujuan pembelajaran yang ada dan lebih mengutamakan motivasi eksternal.

Gejala psikologis lain yang dapat membedakan individu dalam proses belajarnya adalah gaya berpikir. Gaya berpikir erat kaitannya dengan fungsi belahan otak. Candiasa mengutip Koestler dan Clark yang menyebut bahwa belahan otak kanan lebih bersifat lateral dan divergen, sedangkan belahan otak kiri lebih bersifat vertikal dan konvergen.

Masing-masing belahan otak bertanggung jawab terhadap cara berpikir, dan masing-masing mempunyai spesialisasi dalam kemampuan-kemampuan tertentu, walaupun ada beberapa persilangan dan interaksi tertentu. Proses berpikir otak kiri bersifat logis, sekuensial, linier, dan rasional, sedangkan proses berpikir otak kanan bersifat acak, tidak teratur, intuitif, divergen, dan holistik. Daya adopsi individu juga berbeda dan juga berpengaruh terhadap proses pembelajaran. Rogers, menurut Candiasa, membedakan individu berdasarkan daya adopsinya menjadi empat kelompok, yaitu adopter, mayoritas awal (early majority), mayoritas akhir (late majority), dan pembelot (laggard). Individu yang masuk kelompok adopter selalu mempelopori penerimaan inovasi. Kelompok mayoritas awal memerima inovasi apabila sudah sekitar 30 persen individu lainnya menerima. Kelompok individu mayoritas akhir bersedia menerima inovasi setelah 60 persen individu lainnya. Kelompok individu pembelot adalah kelompok individu yang paling sukar menerima inovasi. Setelah itu, berawal dari kegagalan individu cerdas dan berbakat dalam usahanya, ditemukan variabel ketahan-malangan (adversity) yang dapat mempengaruhi aktivitas individu, termasuk belajar.
Ketahan-malangan adalah daya tahan individu untuk menghadapi tantangan. Di sini Candiasa mengutip Stoltz yang membedakan individu berdasarkan ketahan-malangan yang dimiliki menjadi tiga kelompok, yaitu penjelajah (climber), penunggu (camper), dan penyerah (quitter). Individu penjelajah selalu ingin maju seberapa pun hambatan yang dialami. Individu penunggu, untuk berbuat sesuatu selalu menunggu keberhasilan individu lainnya. Individu penyerah adalah individu yang tidak berusaha untuk maju dan cenderung menyerah sebelum berusaha.

Kemampuan awal peserta juga harus mendapat pertimbangan dalam proses pembelajaran. Kemampuan awal sangat dipengaruhi oleh pengalaman individu dalam berinteraksi dengan lingkungannya. Oleh karena itu, perbedaan lingkungan dapat mengakibatkan perbedaan kemampuan awal. Perbedaan kemampuan awal mengakibatkan perbedaan kemampuan untuk mengelaborasi informasi baru untuk membangun struktur kognitif.

Dengan melihat perbedaan-perbedaan itu rupanya dalam belajar juga dituntut individualisasi agar diperoleh hasil belajar yang optimal. Permasalahan yang timbul adalah bagaimana mengakomodasi perbedaan karakteristik individu dalam pembelajaran. Permasalahan berikutnya adalah komponen-komponen pembelajaran yang mana saja dapat diadaptasikan dengan karakteristik individu yang amat beragam. (ole)

http://www.balipost.co.id/BALIPOSTCETAK/2006/2/3/pen1hl.HTM

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

Televisi Bikin Judes Anak-anak

Televisi Bikin Judes Anak-anak

Menonton acara bermuatan pendidikan seperti Sesame Street 1-3 jam seminggu, efeknya terbukti positif bagi kecerdasan anak. Namun, menonton acara hiburan dan film kartun lebih lama, nilai akademik anak rendah. Perilaku judes pun menambah panjang daftar efek negatif TV setelah kegemukan, agresivitas, dan inatensi.

"Kenapa ya anak-anak sekarang kok judes-judes, kalau diajak bicara lebih galak daripada kita orangtuanya? Padahal, kita tidak pernah mengajarkan begitu," tanya seorang ibu kepada temannya. Teman itu menimpali, "Oh, memang lain dibanding zaman kita kecil dulu. Boro-boro galak, ngomong pun sama orangtua mesti sopan dan halus. Mana berani kita membantah?"

Zaman memang telah berubah, yang berani sama orangtua bukan hanya anak si A atau si B, tetapi sudah menjadi fenomena umum. Begitu juga gaya bicara anak yang semakin ceplas ceplos, terkesan judes, suka membentak, dan seolah tanpa sopan santun.

Banyak orangtua menuding TV sebagai sumber perubahan tersebut. Lebih-lebih acara bermutu yang pas buat pendidikan dan hiburan anak kelewat sulit ditemukan di TV, meski jumlah saluran semakin banyak.

Program Pendidikan
" Kita memang tidak bisa gegabah menggeneralisasi bahwa TV itu buruk bagi kepentingan tumbuh kembang anak. Tak lain karena begitu banyak saluran televisi dan sedemikian rupa ragam bentuk dan isi acara yang dapat dipilih.Jika kedua ibu di atas dapat mengatur anak hanya menonton acara TV yang bermutu, mungkin mereka tak akan menghadapi problem berkaitan dengan perilaku negatif anak.Sebuah penelitian di Texas, Amerika Serikat, yang dilakukan selama lebih dari tiga tahun terhadap 200 anak usia 2-7 tahun menunjukkan hasil yang memberi nuansa optimistis. Anak-anak yang berasal dari keluarga kelas sosial ekonomi bawah dan menengah itu secara periodik mendapatkan tes membaca, matematika, perbendaharaan kata, dan kesiapan bersekolah.

Anak-anak yang menghabiskan waktu beberapa jam saja setiap seminggunya untuk menonton program pendidikan seperti Sesame Street, Mister Rogers' Neighborhood, Reading Rainbow, Captain Kangaroo dan Mr. Wizard's World ternyata memperoleh nilai akademik lebih baik tiga tahun kemudian, dibandingkan anak-anak yang tidak menonton program pendidikan itu.Riset tersebut juga menemukan, anak-anak yang banyak menonton program hiburan dan film-film kartun terbukti memperoleh nilai akademik lebih rendah, dibanding anak-anak yang sedikit saja menghabiskan waktunya untuk menonton program yang sama.

Kalau diperhatikan alokasi waktunya, anak-anak memang menghabiskan waktu lebih sedikit untuk menonton program pendidikan. Rata-rata anak-anak tersebut menonton 1-3 jam program pendidikan setiap minggunya, jika dibandingkan rata-rata 10 hingga 16 jam anak-anak menonton program hiburan, dan 5 sampai 8 jam menonton film kartun.Karena itu, peneliti tidak dapat memastikan apakah seandainya anak-anak itu menonton program pendidikan lebih lama juga akan menimbulkan efek negatif, dengan lebih banyak waktu terbuang untuk duduk di depan TV.Hasil positif juga dipaparkan dari riset tersebut, berkaitan dengan tingkat usia anak. Pada anak-anak yang lebih kecil, usia 2-3 tahun, efek program pendidikan itu jauh lebih kuat."Program pendidikan yang bagus memberikan keuntungan jangka panjang pada semua usia, tetapi khususnya pada anak-anak yang belum mendapat pendidikan di sekolah, kebiasaan menonton yang baik itu dibentuk sejak usia dini," ungkap Aletha C. Houston, Ph.D, dari Universitas Texas di Austin, yang memimpin riset.

Pelajaran Judes
" Di samping memberikan efek berupa nilai akademik yang buruk, ternyata televisi juga menyuburkan perilaku negatif lain pada anak-anak, yaitu suka membentak alias judes.Menurut Journal of the American Medical Association belum lama ini, anak-anak usia empat tahun yang menerima dukungan emosional dan rangsangan kognitif dari orangtuanya tidak menunjukkan gejala berperilaku judes. Sebaliknya, anak-anak usia sama yang lebih banyak "didukung dan dirangsang" oleh televisi terbukti lebih judes.

Apa yang perlu dikhawatirkan dari perilaku judes itu, sehingga para peneliti sampai menaruh perhatian sedemikian rupa? Ternyata mereka memprediksi dampak buruknya bagi anak di masa depan, antara lain meningkatnya agresivitas, rendahnya kemampuan bergaul dan berempati, dan rendahnya kemampuan kognitif.

Dengan demikian, perilaku judes ini menambah daftar efek negatif televisi terhadap anak-anak, antara lain: kegemukan, gangguan pemusatan perhatian (inatensi), dan agresivitas.Para peneliti menyarankan supaya orangtua lebih banyak memberikan dukungan emosional dan rangsangan kognitif bagi anak, menggantikan jam-jam mereka menonton TV. Ini berarti membatasi anak menonton televisi sangat disarankan. Pilih hanya yang betul-betul baik bagi pendidikan anak. (Senior)

http://www.kompas.co.id/kesehatan/news/0508/11/073511.htm

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

Gaya Remaja Tentang Facebook


Gaya Remaja Tentang Facebook
Tahukah anda tentang facebook,dari survei facebook ternyata pengguna facebook kebanyakan dari remaja belia (ABG). Seperti halnya yang diberitakan siaran TV swasta Indonesia pengguna facebook merupakan fenomena yang menarik di situs sosial. Polemik ini sempat menghebohkan pengguna facebook yang lain.
Seperti halnya contoh kasus pelajar SMP di Sidoarjo, Jawa Timur ini menghilang dari kediaman keluarganya di jalan Alamanda Blok L 14, Bumi Serpong Damai, Serpong, Tangerang. Belakangan ia diketahui lari bersama Ari yang tinggal di Serang, Banten.
Kasus MNT menyadarkan semua pihak bahwa interaksi sosial lewat dunia maya tidak sepenuhnya aman. Mudahnya akses internet saat ini menuntut orangtua untuk mendalami perkembangan teknologi. Orangtua diharapkan bisa memberi gambaran mengenai sisi positif dan negatif bergaul di jejaring sosial yang kini semakin menjamur, sehingga anak bisa berinternet dengan sehat.
Agar tidak salah langkah, sebaiknya ajak remaja Anda menjalani sembilan cara berinternet sehat seperti yang dikutip VIVAnews dari situs www.ictwatch.com yang giat mengkampanyekan Internet Sehat.
Pertama, ingatlah, meskipun kejujuran adalah segalanya, tidak semua orang di Internet melakukan hal tersebut. Jadi, ketika sedang menggunakan internet atau chatting, berhati-hatilah. Karena kita tidak akan pernah tahu ketika ada orang yang mengaku a/s/l (age/sex/location) – nya adalah “19/f/jkt” (baca: umur 19 tahun, female/perempuan, berlokasi di Jakarta) dan bersekolah atau berkuliah di suatu tempat, sebenarnya adalah “40/m/anywhere” dan pengangguran, alias sama sekali bukan orang yang kita bayangkan atau kita imajinasikan.
Kedua, janganlah mudah terpengaruh dengan data-data pribadi orang lain di internet yang menarik perhatianmu. Di internet banyak sekali orang iseng yang berpura-pura menjadi orang lain, entah menjadi lebih muda/tua ataupun mengaku perempuan/lelaki hanya untuk bercanda dan menjahili orang lain, hingga untuk menjebak atau membuat malu orang lain. Waspadalah dengan siapapun yang ingin tahu terlalu banyak.
Ketiga, tidak ada satu pun aturan di dunia yang mengharuskan kamu untuk bercerita jujur tentang jati diri kepada orang lain di internet. Simpanlah baik-baik informasi tentang nama, usia, alamat rumah, alamat sekolah dan nomor telepon. Jangan pedulikan permintaan dari orang yang baru dikenal di Internet. Percayakan pada instingmu, jika seseorang membuatmu tidak nyaman, tinggalkan saja.
Keempat, curahkan perasaanmu pada sahabatmu. Jika kamu berencana bertemu dengan seseorang yang kamu kenal di internet, ajaklah sahabatmu atau orang yang kamu percaya untuk menemani.
Kelima, pastikan agar sahabatmu di dunia nyata mengetahui apa yang tengah kamu pikirkan atau lakukan. Bahkan jika ada masalah, baik terhadap keluarga, sekolah maupun pacar, ceritakanlah pada sahabat atau orang yang kamu percaya di kehidupan nyata, bukan yang hanya kamu kenal di Internet. Bercerita kepada sahabatmu di kehidupan nyata jauh lebih baik dan lebih terpercaya daripada seseorang asing yang kamu kenal di sebuah chat room.
Keenam, jka kamu menerima kiriman e-mail, file ataupun gambar-gambar yang isinya mencurigakan dari seseorang yang tidak dikenal dan kamu tidak percaya, langsung hapus saja kiriman-kiriman tersebut. Perlakukan kiriman tersebut seperti layaknya sebuah e-mail sampah. Kamu bisa mendapatkan rugi yang besar hanya gara-gara mempercayai seseorang yang sama sekali belum pernah ditemui atau kenali.
Ketujuh, hal tersebut juga berlaku pada link atau URL yang tampak mencurigakan. Janganlah kamu meng-klik apapun yang tidak kamu yakini sumbernya dan keamanannya, walaupun dengan alasan sekedar ingin mencari jawab atas rasa keingin-tahuanmu.
Kedelapan, jauhi chat room atau mailing-list yang isinya provokatif ataupun berisi hal-hal negatif lainnya. Jangan mudah terperdaya rayuan-rayuan seseorang di internet yang mencoba mempengaruhi kamu agar menjadikannya seorang teman sebagaimana dalam kehidupan sehari-hari.
Kesembilan, jangan pula mudah terpancing dengan provokasi seseorang yang memanas-manasi kamu untuk bertengkar di internet.
Dengan adanya tips diatas semoga kejadian diatas tak terulang lagi dan peran orang tua tetap dibutuhkan untuk memberikan perhatian penuh pada anggota keluarganya.
http://kabarwanita.wordpress.com/2010/02/15/gaya-remaja-tentang-facebook/#more-3

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

Tugas (Usaha Makanan)

As-Ta Kuulllll.......
A.PendahuluanLatar belakangPada saat ini banyak orang yang ingin membuat acara atau kegiatan secara simpel dan efisien. Contohnya dalam hal penyiapan makanan dan hidangan. Biasanya mereka lebih memilih untuk memesan makanan daripada membuatnya sendiri dengan alasan pertimbangan waktu dan tenaga walaupun memang sedikit mahal. Dari pemikiran inilah kami mempunyai ide untuk membuat bisnis katering makanan.Dalam memulai usaha dalam bidang apapun, maka yang pertama kali harus diketahui adalah peluang pasar dan bagaimanan menggaet order.. Bagaimana peluang pasar yang hendak kita masuki dalam bisnis kita dan bagaimana cara memperoleh order tersebut. Yang kedua adalah kita harus mampu menganalisa keunggulan dan kelemahan pesaing kita dan sejauh mana kemampuan kita untuk bersaing dengan mereka baik dari sisi harga, pelayanan maupun kualitas. Yang ketiga adalah persiapkan mental dan keberanian memulai. Singkirkan hambatan psikologis rasa malu, takut gagal dan perang batin antara berkeinginan dan keraguan. Jangan lupa harus siap menghadapi resiko, dimana resiko bisnis adalah untung atau rugi. Semakin besar untungnya maka resikonya pun semakin besar. Yang terpenting adalah berani mencoba dan memulai. Lebih baik mencoba tetapi gagal daripada gagal mencoba.A. Aspek manajemenBisnis ini dimiliki bersama dengan sistem bagi modalBisnis ini dikelola secara bersama-sama dan tiap orang mempunyai tugas masing-masing, misalkan dari 5 orang3 orang bertugas membuat masakan dan penyajiannya2 orang bertugas mencari bahan masakan, mengantar pesanan dan melakukan perekrutan tenaga kerja apabila membutuhkan.B. Aspek Pemasarana) Target Pasaryang merupakan kunci penting untuk diperhatikan. Sudah menjadi kelaziman bahwa usaha katering bekerja berdasarkan pesanan. Kegiatan produksi dimulai apabila telah pesanan telah diterima. Maka, tanpa pesanan, kegiatan produksi perusahaan katering tidak bekerja. Yang bekerja sepanjang tahun atau selama bisnis itu hidup adalah pemasaran, keuangan dan administrasi.Target pasar adalah seluruh kalangan masyarakat yang ingin berefisien waktu dan tenaga.Pesaing kita dari perusahaan katering lainnyab) Konsep pemasaranterdiri dari 4 elemen (Price+Place+Promotion). UNTUK PRODUK, Anda mesti mensurvai para pesaing-pesaing Anda. Misalnya saja, menentukan apa, 10 menu terpopuler untuk katering di tempat anda. Nah, khusus, ke 10 menu itu, Anda mutlak menguasainya. Langkah berikutnya, bertanya kepada diri kita sendiri untuk maju selangkah lebih maju. Misalnya, dengan melakukan inovasi. Mampukah kita menciptakan hal-hal yang baru dengan 10 menu populer itu. Contoh, bagaimana caranya membuat nasi goreng kita beda dan terlihat lebih unik serta kalau bisa catering murah.c) Produk dan penetapan HargaUntuk menetapkan harga kita perlu melakukan riset dan membandingkannya dengan strategi harga Anda. Tidak jarang harga kita terlalu mahal karena sistem produksi yang salah dan tidak efektif. Anda perlu misalnya mencari suplier yang mampu mensuplai bahan baku dengan harga yang benar-benar murah, sehingga bisa menghasilkan katering murah. Atau Anda menggunakan kompor yang boros. Bahkan bisa saja komponenen menu Anda yang salah. Di sini Anda perlu melakukan percobaan berkali-kali sampai menemukan formula yang pas dan bisa bersaing dengan catering murah lainnya.C0NTOH DAFTAR MENU NASI KOTAKNASI KUNINGNasi kuningMieKering tempeAyam gorengPerkedelKrupuk udangRp. 7.500,-NASI PUTIH/URAPNasi PutihUrap – urapTrancamanAyam bumbu rujakRempeyekRp. 7.500,-Dan lain-lain tergantung makanan yang dipesanBerbagai masakan yang disesuaikan dengan pesanand) Distribusi dan PromosiBisnis katering adalah bisnis kepercayaan dan “rasa”. Untuk membuka pasar kita bisa memulai dari acara-acara hajatan keluarga sendiri yang kita kelola sendiri kateringnya dan di setiap meja penyajian kita tempelkan nama katering kita sebagai tanda pengenal dan promosi. Akan lebih baik jika kita sudah menyediakan brosur dan kartu nama. Jika kita bisa mengelola pelayanan katering di hajatan keluarga dengan baik maka semua kenalan dan relasi akan mengetahui kemampuan kita. Untuk mengetahui kualitas dan nikmatnya masakan kita bisa memulai dengan memasak dan menyajikan berbagai menu dalam setiap acara arisan keluarga, RT atau perkumpulan yang kita ikuti dan dengarkan dna minta komentar tamu kita. Dari sini kepercayaan kepada anda akan muncul dan akan tersebar dari mulut ke mulut ini terkadang lebih efektif dibandingkan kita menyebar brosur dan beriklan tanpa pernah kita menunjukkan kemampuan kita di sebuah acara. Dalam bisnis yang utama dalah kesinambungan order maka untuk memperoleh order konsep pemasaran yang lebih komprehensif perlu difikirkan. Penawaran door to door di instansi-instansi pemerintah juga bisa dilakukan. Di awal Anda membuka usaha, buatlah promosi. Salah satu caranya adalah dengan menawarkan harga miring untuk setiap pemesanan dan Jangan pelit/segan memberikan sample masakan/mengundang makan orang-orang yang memiliki kuasa untuk mengambil keputusan di sebuah perusahaan/intansi..C. Aspek OperasionalMasalah-masalah teknis yang menyangkut seluk beluk pekerjaan perlu dipersiapkan rapi. Mulai menghitung kemampuan diri, keterampilan yang dimiliki yang menyangkut bidang pekerjaan itu. Misalnya untuk usaha katering, paling tidak yang dibutuhkan adalah mengerti tentang masakan--syukur-syukur bila Anda pandai memasak, dan lebih baik lagi bila Anda adalah seorang ahli memasak. Untuk menjadi pengusaha katering tidak harus menjadi ahli masak dulu, tapi yang terpenting adalah mampu mengelola usaha itu, sementara untuk tenaga ahli yang bisa memasak, Anda bisa melakukan prekrutan.Telah di jabarkan di atas bahwa katering ini dikelola bersama-sama dan tiap orang punya tugas masing-masingCara penjaminan mutu dengan cara kita hanya akan berproduksi setelah mendapatkan pesanan jadi masakan dijamin masih segar.Lokasi bisnis ini di jalankan ditempat keramaian. Misalnya di kantor-kantor, dekat dengan lembaga pendidikan dan mudah dijangkau semua orang.D. Kiat-Kiat Pengelolaan Usaha KateringApa yang menjadi kunci sukses bisnis katering ini?Punya VisiSederhana sebenarnya. Setiap orang yang ingin menjadi pengusaha apa pun jenisnya, perlu memiliki visi. Tidak usah muluk-muluk. Tapi mutlak ada. Ingatlah, bisnis itu mirip dengan bayi. Sekali saja ia dilahirkan maka tanggung jawab kitalah untuk mendidik dan membesarkannya hingga dewasa. Tidak bisa asal saja. Dan kalau sudah tidak suka dan banyak problem lalu main ditinggal saja. Bayi perlu persiapan yang banyak. Harus ada cinta dan kasih misalnya. Bisnis juga demikian. Itu sebabnya bisnis yang langgeng seringkali datang dari hobi kita sehari-hari. Karena hobi, dan sesuatu yang kita sukai, semangat dan minat kita akan selalu besar. Ini faktor yang penting sekali.Rencana MatangRencana usaha diperlukan untuk perlindungan bisnis kita. Kita perlu memiliki wawasan yang luas, dan tiap masalah minimal telah kita periksa. Misalnya dalam paket catering pernikahan atau katering ulang tahun masalahnya apa saja. Mulai dari masalah produksi, staf, produknya (menu), pemasaran, logistik ,dan promosi, semuanya harus masuk "check-list". Hal ini untuk menghindarkan situasi yang "chaos"(tumpang-tindih, RED), dan manajemen tambal sulam di masa mendatang. Anda tidak perlu membuat rencana kerja setebal 100 halaman misalnya, tapi cukup 2 halaman saja. Namun segala aspek dari bisnis katering telah Anda pikirkan.E. Aspek KeuanganPada aspek keuangan ini, bisnis kami mendapat modal dari bagi modal yang terdiri dari 5 orang, per orangnya mengeluarkan modal Rp 1.000.000,00. Jadi Modal awal kita sebesar Rp 5.000.000,00. Berikut ini kita tampilkan proyeksi keuangan kita dalam 1 bulan.Proyeksi Keuangan 1 bulan1. Kas Rp 5.000.000,00Modal Rp 5.000.000,00(Setoran untuk modal awal)2. Perlengkapan Rp 1.000.000,00Kas Rp 1.000.000,00(Pembelian Perlengkapan)3. Peralatan Rp 500.000,00Kas Rp 500.000,00(Pembelian Peralatan)Proyeksi Penjualan dalam 1 bulanMinimal mendapat 4 kali pesanan2 x Partai Besar (Minimal 200 Porsi @ Rp 7.500,00)2 x (200 Porsi x Rp 7.500,00) = Rp 3.000.000,002 x Partai Kecil (Minimal 50 Porsi @ Rp 8.000,00)2 x (50 Porsi x Rp 8.000,00) = Rp 800.000,00 +Perkiraan Pendapatan minimal 1 bulan Rp 3.800.000,00Jurnal Transaksi dalam 1 bulan1. Biaya Angkut (4 @ Rp 50.000,00) Rp 200.000,00Kas Rp 200.000,002. Biaya Tenaga Kerja (5 orang @ Rp 50.000,00 x 4 Pesanan)Biaya Tenaga Kerja Rp 1.000.000,00Kas Rp 1.000.000 ,003. Biaya Bahan Baku(@ Rp 4.000,00).Rp 4.000,00 x 500 Porsi = Rp 2.000.000,00Biaya Bahan Baku Rp 2.000.000,00Kas Rp 2.000.000,00Laporan Laba /Rugi dalam 1 BulanPendapatanPorsi Besar 2 x(200 Porsi x Rp 7.500,00) =Rp 3.000.000,00Porsi Kecil 2 x (50 Porsi x Rp 8.000,00) =Rp 800.000,00 +Rp 3.800.000,00Biaya-biayaBiaya Angkut Rp 200.000,00Biaya Tenaga Kerja Rp 1.000.000,00Biaya Bahan Baku Rp 2.000.000,00 +Rp 3.200.000,00 +Laba Rp 600.000,00Sumber : http://webcache.googleusercontent.com/search?

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

Matahari di Dalam Diri


Matahari di Dalam Diri
Hidup penuh dengan jejak kaki. Demikian sejarah pernah bertutur pada manusia. Sayangnya, logika dan kata-kata manusia tidak dan tidak akan pernah bisa memotret jejak-jejak kaki tadi sebagaimana adanya.
Logika dan kata-kata, di satu sisi memang jembatannya pemahaman, di lain sisi ia juga suka memperkosa. Karena pemerkosaan jenis terakhir inilah, kemudian pengetahuan manusia manapun jadi tidak sempurna. Di tangan manusia-manusia yang digiring kepintaran, ketidaksempurnaan terakhir kemudian menjadi bahan wacana. Ada juga yang membuatnya sebagai sarana tawar menawar kepentingan, alat untuk melakukan penyerangan, bahan-bahan untuk memamerkan kehebatan. Ada yang bertanya, tidakkah ini hanya bunga-bunga kehidupan yang membuat semuanya jadi kaya warna?
Di tangan manusia-manusia bijaksana nasib ketidaksempurnaan pengetahuan manusia lain lagi. Bagi mereka, ketidaksempurnaan ada untuk mengajarkan kesempurnaan pada manusia. Ada juga yang menyebutkan, kalau hidup ditujukan justru untuk melengkapi sisi-sisi pemahaman yang belum sempurna. Bagi pejalan-pejalan kaki di jalan jiwa lain lagi. Ketidaksempurnaan ada untuk menjadi lahan-lahan latihan jiwa. Bukankah setelah tertabrak berbagai karang kehidupan, jatuh dalam banyak jurang kehidupan, kemudian jiwa bisa pulang dengan tenang?
Ah entahlah, pejalan-pejalan kaki di jalan kejernihan memang hanya boleh bertanya. Jawaban memang senantiasa diserahkan kepada mereka yang mendengar ketika pertanyaan dilontarkan. Tidak semua suka tentu saja. Dan itupun tidak apa-apa. Yang jelas, apapun pertanyaannya, apapun jawabannya, siapapun yang bertanya, siapapun yang menjawab, ada sebuah gejala yang terus menerus berjalan : waktu! Seperti jarum jam di dinding, berjalan, berjalan dan berjalan. Kadang ia berhenti karena baterrynya mati, cuman waktu yang ia wakili tidak membutuhkan battery dan tenaga manapun. Ia adalah tenaga itu sendiri, ia adalah gerakan itu sendiri, ia adalah hidup itu sendiri.
Sebagai manusia biasa, kita kerap baru tersadar, kadang malah terkejut, ketika melihat putera-puteri di rumah sudah besar. Tatkala merasakan badan tidak lagi sekuat dulu. Mana kala melihat orang-orang yang lebih muda dipanggil yang kuasa. Logika dan kata-kata manusiapun memberikan judul : tua. Dan judul terakhirpun tidak sama pemahamannya. Ada yang mengkaitkannya dengan badan yang berbau tanah. Ada yang menyebutnya dengan masa-masa panen dalam hidup. Ada juga yang meletakkannya sebagai waktu membalas dendam perhatian ke anak cucu.
Dan tentu saja, terserah sepenuhnya pada pribadi masing-masing. Yang jelas, ada yang mengkaitkan umur tua dengan perlambang alam yang bernama matahari. Bagi yang melihat beban kehidupan sebagai serangkaian hal yang memberatkan, tua adalah tanda-tanda matahari mau tenggelam. Bagi sahabat yang melihat beban sebagai vitamin-vitamin yang memperkuat, tua adalah awal terbitnya matahari di dalam diri. Ada yang bertanya, matahari apa yang terbit di dalam diri?
Inilah keterbatasan pemahaman melalui kata-kata dan logika. Pertama, semua hal ditanyakan dan mau dipahami dulu, baru kemudian bergerak dan berjalan untuk menggali. Seolah-olah tanpa bertanya dan paham manusia akan masuk jurang. Kedua, setiap pencaharian yang boros logika dan kata-kata, membuat pencaharian berjalan keluar. Kemudian mengabaikan sumur tanpa dasar yang ada di dalam. Ketiga, begitu sebuah pemahaman terpetakan oleh logika dan kata-kata, manusia terpental jauh dari dirinya sendiri.
Diterangi cahaya pemahaman seperti ini, ada seorang sahabat pernah berbisik. Kadang, ada saatnya perjalanan pemahaman mirip dengan seorang anak yang baru bisa belajar bicara, kemudian bertanya pada mamanya: mana papa? Dan begitu telunjuk mama menunjuk ke seorang lelaki, setiap bayi langsung mempercayainya. Dan seumur hidup menyebut lelaki tadi dengan sebutan papa. Jarang sekali terjadi ? atau mungkin malah tidak pernah ? begitu mamanya menunjuk seorang lelaki, kemudian anak bertanya ulang : itu papa atau teman selingkuh?
Bagi sahabat yang diperkuda kepintaran, mungkin cara seperti ini disebut dengan kebodohan dan ketololan. Cuman pada kehidupan manapun yang menyelami lapisan-lapisan keihklasan secara mengagumkan, dan kemudian berpelukan dengan kehidupan secara penuh penerimaan, inilah awal terbitnya matahari di dalam diri. Tidak ada pertanyaan di sana, apa lagi penolakan. Sebutan pintar dan hebat tidak lagi menggoda. Kaya dan terkemuka, juga serupa. Dikasih terimakasih, tidak dikasih juga terimakasih. Seorang pejalan kaki di jalan ini pernah berucap, ketika penafsiran kita tentang semesta berhenti, kejernihan yang mendalam jadi terbuka. Kejernihan itu meliputi segala waktu, tempat dan perubahan.
Pejalan kaki yang lain berucap pelan, pelepasan adalah jantung kehidupan. Tatkala manusia sudah terlepas dari harapan, pendapat dan apalagi ketakutan, ia memasuki wilayah-wilayah kebebasan yang berkelimpahan. Dalam bahasa lain, ada yang berbisik, seluruh hidup adalah proses pelepasan. Ketika manusia mengalami pelepasan, bukahkah muncul great sun of wisdom dari dalam dirinya? Ada juga yang ragu-ragu dan bertanya, apa yang tersisa dalam kehidupan pasca pelepasan ?
Yang tersisa di sana hanya satu : kerja, kerja dan kerja. Bedanya dengan kerja orang kebanyakan, bukankah kerja adalah bentuk cinta yang paling nyata? Bukankah melalui kerja Tuhan menjadi nyata? Selamat tahun baru 2004!
Penulis: Gede Prama
http://syafyess.blogspot.com/2009/03/matahari-di-dalam-diri.html

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS

Cara Melihat Aura Dalam Diri Manusia


Cara Melihat Aura Dalam Diri Manusia
Banyak orang menduga aura hanya dapat dilihat dengan kekuatan batin tingkat tinggi, atau dengan bantuan khodam. Yang lebih modern, auradapat terlihat jelas lewat hasil jepretan kamera kirlian. Tapi tahukah, aura sebenarnya dapat dilihat dengan mata telanjang.
Tips berikut ini akan memandunya. Namun sebelum kita ulas lebih jauh, ada baiknya kita temgok sejenak mengenai apa dan bagaimana sifat aura itu. Maksudnya agar kita tidak berpijak pada pemahaman yang salah. Ada beberapa hal penting yang berkaitan dengan aura : Aura manusia selalu berubah-ubah sesuai dengan kedewasaan kepribadian seseorang. Aura manusia berwarna-warni sesuai dengan kepribadian dan kehidupan seseorang. Masing-masing warna aura menunjukkan kepribadian yang berbeda. Panjang pendeknya aura dapat dideteksi dengan indra peraba kulit maupun dengan tongkat deteksi.
Aura seseorang dapat mempengaruhi maupun dapat dipengaruhi oleh lingkungan sehingga dapat bertambah maupun dapat berkurang karena faktor lingkungan.www.kaskuslover.tkAda beberapa hal yang dapat dilakukan agar pancaran aura tetap cemerlang, diantaranya : Makan makanan yang halal, baik dan tidak berlebihan. Olahraga yang cukup dan teratur. Memenuhi kebutuhan tubuh akan udara segar. Istirahat dengan cukup, mengurangi rokok, alkohol dan obat terlarang. Mengurangi gerak hati, gerak pikir dan kegiatan-kegiatan yang buruk. Mengurangi sikap hati yang kasar, mudah emosi dan memperbanyak rasa kasih sayang.
Sekarang, mari kita mulai latihan melihat aura. Sebelum melihat aura orang lain, ada beberapa urutan latihan yang harus dilakukan demi kesempurnaan hasil.
1. Melihat Aura Dengan Jari TanganCarilah tembok yang berwarna putih, lalu duduklah dengan tenang pada jarak 1/2 meter dari tembok. Ambil nafas sebanyak mungkin dan tahan selama mungkin. Lakukan sebanyak 5 kali. Gosoklah kedua telapak tangan hingga terasa hangat. Tempelkanlah masing-masing jari tangan kanan dan kiri saling berpasangan. Letakkanlah kedua tangan yang masih berpasangan tadi 30 cm didepan mata dengan latar belakang tembok berwarna putih. Renggangkanlah perlahan-lahan kedua telapak tangan saling menjauh. Perhatikanlah, antara kedua ujung jari tadi akan mengeluarkan garis cahaya putih. Itulah aura yang memancar dari ujung jari kita.
2. Melihat Aura Dengan Telapak TanganTariklah nafas dan gosokkanlah kedua telapak tangan seperti pada cara No. 1. Tempelkanlah salah satu telapak tangan pada tembok yang berwarna putih. Tariklah nafas, tahan dan hembuskanlah. Lepaskan telapak tangan dari tembok. Amatilah bekas telapak tangan yang tertinggal ditembok. Itulah aura yang memancar dari telapak tangan dan lama kelamaan akan larut dalam aura alam.
3. Melihat Aura Diri SendiriLetakkanlah cermin besar dihadapan kita. Duduklah dengan tenang. Usahakanlah latar belakang tembok berwarna putih dan penerangan berupa lampu neon. Tariklah nafas sebanyak mungkin dan tahanlah selama mungkin. Ulangilah sebanyak 5 kali. Tataplah bayangan diri kita yang ada dicermin. Pandangan mata diusahakan tidak melihat tubuh maupun bayangan tubuh, namun lihatlah batas tepian kepala dengan latar belakang tembok. Setelah pandangan mata kita terfokus, maka perlahan-lahan dari kepala dan bahu akan keluar cahaya aura kita. Sinar yang pertama kali terlihat, biasanya berwarna putih. Putih ini biasanya bukan merupakan warna aura kita yang sesungguhnya, melainkan dari warna aura yang sesungguhnya. Tataplah terus sampai kita melihat warna lain yang tidak berubah. Setelah berhasil, mulailah untuk melihat aura orang lain.
4. Melihat Aura Orang LainMintalah bantuan seseorang yang akan menjadi objek untuk berdiri didepan tembok yang berwarna putih. Usahakanlah penerangan didalam ruangan dibuat remang-remang atau redup. Berdirilah lebih kurang 3 meter didepan objek. Fokuskanlah pandangan mata pada bagian tepi kepala dan bahu objek. Perlahan-lahan akan keluar sinar aura dari tepi kepala objek. Fokuskanlah pandangan pada seluruh tepian tubuh objek, maka seluruh tubuh objek akan memancarkan warna aura.
sumber http://wong168.wordpress.com/2010/06/01/cara-melihat-aura-dalam-diri-manusia/

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • Twitter
  • RSS